Kamis, 03 November 2016

Allah Memanggil Anakku Lagi..

Vidya Fatimatus Zahra

binti

Soesilo Wahyu Adji
Lahir : 25 Nov 2015
Wafat : 03 September 2016

Bismillahirohmanirrohim,

Belum genap 3 tahun kami ditinggal anak kami yang pertama Saski Fatimatus Zahra, kami harus mengikhlaskan lagi kepergian anak kami yang ketiga kami Vidya Fatimatus Zahra.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun"

Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kami. Subhanallah. 2 orang anak kami telah langsung diberi tempat di surgaNya karena meninggal sebelum akhil baliq. Allah Maha Besar. Ampuni kami yang kurang bersyukur dan selalu khilaf ini.

Memang suatu hal yang sangat menyedihkan kehilangan anak yang sangat kita cintai, dan kami juga mengalami hal itu. Perasaan sedih dan terpukul mana kala ditinggal anak yang kita cintai, kita sayangi, dan merupakan harapan kita selama ini, tempat curahan rasa sayang kita, tiba-tiba saja dipanggil Allah SWT. Antara terkejut dan tidak percaya atas apa yang terjadi, dan rasanya anak kita itu masih hidup, masih ada di dekat kita. 
Tapi kita harus menyadari bahwa anak itu merupakan titipan Allah, saat Dia menghendaki milik-Nya kembali maka kita harus rela melepasnya. Kalau kita sayang pada anak kita, harusnya kita senang, kita gembira dan ikhlas karena anak kita akan langsung masuk surga, tanpa harus menunggu di padang mashar, tanpa harus di hisab, tanpa harus melalui shirat yang belum tentu semua orang dapat melaluinya dengan selamat tanpa terluka atau tercebur ke dalam neraka jahanam. Bahkan anak kita yang meninggal itu akan dapat menolong kita memberikan syafaat untuk kita. Mahasuci Allah, manusia hanya berusaha, tapi Allah-lah yang menentukan, karena Allah mengetahui apa yang tidak kita ketahui. 
Memang mudah mengatakan hal demikian, tapi dalam kenyataannya amat sulit menerimanya. Tapi percayalah ini semua kehendak Allah, tidak ada tindakan Allah yang sia-sia. Semua itu ada hikmahnya, hanya manusia saja yang tidak bisa memahaminya. Berikut ini adalah kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati anaknya :

1. Perempuan yang ditinggal mati oleh anaknya. “ Perempuan manapun yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya maka ketiga anaknya itu akan menjadi dinding baginya dari api neraka.” (Perawi: Al Bukhari dari Abu Sa’id Al Khudri)

2. Sabar itu pada penderitaan Pertama: “ Sesungguhnya sabar itu hanyalah ketika penderitaan yang pertama.” Diriwayatkan oleh Abd Ibnu Hamid dalam Musnadnya dari Anas bin Malik r.a. Keterangan: karena itulah pertolongan iman dan kekuatan yang diberikannya pada saat permulaan ditimpa musibah itu sangat diperlukan. Mereka yang sabar menerimanya memperoleh kabar gembira dari Allah.

3. Anak-anak di dalam surga “Anak-anak kecilmu –pada riwayat yang lain- anak-anak kecil mereka – (menjadi) kunang-kunang di dalam surga, seorang diantara mereka menemui ayahnya, memegangi bajunya tidak berhenti sampai Allah memasukkan dia dan ayahnya ke dalam surga.” Perawi: Imam Ahmad, Bukhari di dalam Al Adabul MUfrad, Imam Muslim di dalam Shahihnya dari Abu Hurairah.
 

Keutamaan Anak Kecil Yang Meninggal Dunia Sebelum Baligh :

1.Akan langsung masuk sorga.

2.Akan bisa menolong orang tuanya kalau orang tuanya orang iman.

3.Jadi pelayan penduduk sorga sebagaimana berlian yang disebar Bagi para orang tua beriman yang mengalami anaknya yang belum baligh kok sudah meninggal dunia sebaiknyajangan sedih karena akan jadi tameng.yang akan bisa menolong orang tuanya untuk masuk sorga. Seorang ibu beriman yang mempunyai banyak anak akan wajib masuk sorga krn sudah mendapatkan pahala yang begitu besar yaitu pahala waktu hamil, waktu melahirkan dan waktu menyusui.

Bayi Meninggal Menolong Orang Tuanya
Bayi itu dilahirkan suci dan bersih. Kelak di alam maghsyar, ia menjadi penolong bagi kedua orangtuanya. Namun perlu diingat, anak itu hanya bisa menolong orangtuanya
kalau mereka masih berada dalam jalan Islam. Kalau mereka sudah menyimpang dari jalan Islam atau berbagai peraturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya, pertolongan itu akan batal dengan sendirinya.

Contoh, orangtuanya telah meninggalkan shalat lima waktu hingga ajalnya tiba. Lebih-lebih mereka dengan kekayaannya yang berlimpah tidak mau menjalankan ibadah haji. Sekali lagi, anak tersebut hanya bisa menolong orangtuanya, sebatas jika orangtuanya juga menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Orang yang ditinggalkan tidaklah wajib menahlilkan. Jadi, ditahlilkan boleh, tidak juga tidak apa-apa. Sebab anak itu suci, langsung masuk ke surga. Yang dimaksud dengan bayi atau anak kecil adalah anak yang belum baligh. Batasannya mungkin sekitar 10 tahun. Sedang dalam ilmu fikih, yang disebut belum baligh, bagi perempuan sebelum haid, dan bagi lelaki belum pernah mengalami ihtilam (mimpi basah).

Berita Gembira Tuk Orang Tua yang Anaknya meninggal Dunia

Apa yang anda rasakan ketika anak, orang tua, saudara atau kerabat dekat Anda tiba- tiba saja di panggil oleh sang Khaliq? Tentu sedih dan mungkin putus asa karena kehilangan seseorang yang kita sayangi dan bahkan menjadi tumpuan hidup kita. Kehilangan orang tercinta memang sungguh menyedihkan tapi taukah anda, ada berkah di balik setiap peristiwa, pun kematian tentu jika kita mampu menyikapinya secara bijak, penuh kesabaran dan keikhlasan. ”Innalillahi Wa innalilallhi Roji’un” Sesungguhnya kita ini adalah milik Allah, dan pasti kita akan kembali kepada pemilik kita, Allah Ta’ala Nah, ada kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anaknya , apa itu?. Baiklan, coba kita dengarlah sabda Rasulullah berikut ini: ’

Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata :  

”Rasulullah saw bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya tersebut, ”(HR Bukhori muslim).

Ada beberapa hal yang mesti diketahui oleh orang tua pun kita, agar kematian tersebut bisa menjadi berkah dan mengantarkan kita menuju surga Allah. Diantaranya, seperti yang telah saya katakan diawal,

1. Sabar Dan Ikhlas
Orang tua mesti sabar dan ikhlas menerima kepergian sang anak, tidak meratapi kepergiannya secara berlebihan boleh menangis dan bersedih asal tidak berlarut- larut sehingga dapat menimbulkan keburukan bagi kesehatanya.

2. Sadar dan memuja Allah
Yaitu dengan mengucapkan kalimat istirja (innaa lillahi wainnailillaihi roojiun) dan merenungi kandungan maknanya. Kita , anak kita, dan segala sesuatu yang ada disekitar kita semuanya adalah milik Allah. Anak adalah amanah, titipan dari Allah, yang mesti kita jaga dan pelihara dengan sebaik-baiknya. Karena anak ibarat barang titipan tentu suatu saat jika sang pemilik akan mengambil kembali miliknya tersebut kita harus berlapang dada menyerahkan barang titipan tersebut kepada sang pemilik

3. Mengharap pahala atas kematian sang anak.
Seperti yang telah saya katakan diawal, bahwa, kematian seorang anak bukanlah suatu musibah melainkan himpunan berkah yang mesti dipetik oleh orang yang di tinggalkan. Orang tua semestinyalah memohon pahala dan keberkahan dari peristiwa tersebut, maka dengan senang hati Allah akan melimpahkan banyak kebaikan
dan pahala kepada hambanya yang meminta dengan setulus hati.

Nah, bukankah hal ini merupakan kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anak-anaknya yang belum baligh dan janji Allah tersebut merupakan bukti karunia dan kemurahan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dan jika pun mendatangi neraka, itu hanya bagian dari janji Allah yang telah menjadi ketetapannya. Lho, menetapi janji apa ? mungkin saudara bertanya-tanya akan hal ini. 

Janji ini berkaitan dengan firman Allah dalam surat maryam (19) : 71  

”dan tidak seorang pun dari kalian, melaikan dia pasti mendatangi neraka itu ”.

Belum jelas? Maksud mendatangi disini adalah menyeberanginya di atas shiraat, yaitu sebuah jembatan yang di bentengkan di atas neraka jahanam, bukanlah untuk mencapai pintu surga, seorang hamba mesti melewati jembatan tersebut ? dan ketahuilah wahai para orang tua, anak-anak anda yang telah meninggalkan anda terlebih dahulu tersebut, kelak akan menunggu anda di pintu tersebut (surga-red).

Haruslah tiga anak ?

Apakah mesti tiga atau 2 anak baru orang tua dapat menikmati kemewahan surga? Kalau begitu bagaimana dengan orang tua yang kematian satu anak ? atau malah tidak kematian sama sekali? Sesungguhnya Allah Maha pemurah lagi Maha Bijaksana, hal di atas ternyata tak hanya berlaku bagi orang tua yang kehilangan 3 atau 2 anaknya, maka orang tua yang hanya kehilangan satu anak pun dapat merasakan nikmatnya surga lalu bagaimana dengan orang yang tidak kematian anak sama sekali dari umat Rasullullah ? ingat ! Rasulullah adalah pemberi syafaat (pertolongan ). Dan syafaat Rasulullah ini akan di bagikan bagi umatnya yang Rasulullah kehendaki, jadi tenanglah orang tua yang tidak di tinggal mati oleh anaknya, karena syafaat Allah akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Meski kematian anak membuka jalan bagi orang tua di taman surga, namun tidak diperenankan orang tua kemudian mengharapkan agar anaknya meninggal dunia. Surga ini hanya pengganti anaknya yang di minta oleh Allah. Sesunguhnya anak merupakan ladang berkah, ketika masih hidup ataupun telah mati, anak senantiasa memberikan manfaat bagi orang tua.

 Menurut Hadits Qudsi:

Allah SWT berfirman pada harui kiamat kepada anak-anak:
"Masuklah kalian ke dalam surga!" 

Anak-anak itu berkata: 

"Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami masuk."
Lalu mereka mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah berfirman lagi: 

"Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian kedalam surga!"
Mereka menjawab: 

"Tetapi (bagaimana) orang tua kami?" 

Allah pun berfirman:
"Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian."
(Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil
bin Syua�ah yang bersumber dari
sahabat Nabi SAW)

Istilah "al-wildan" dalam Hadits Qudsi diatas adalah kata jama�, mufradnya (kata tunggalnya) adalah "al-walid", artinya anak yang baru dilahirkan, yaitubayi atau anak kecil yang belum akil baligh. Jadi maksudnya ialah anak kecil yang meninggal dunia. Hal itu diterangkan dalam Hadits lain yang diriwayatkan Ibnul-Atsir sebagai berikut:
"Anak kecil (yakni yang meninggal dunia selagi kanak-kanak atau keguguran), masuk syurga."
Maksud hadits diatas, termasuk salah satu di antara rentetan peristiwa yang terjadi pada hari kiamat di padang masyar.

Gambaran ringkas dari peristiwa-peristiwa itu adalah sebagai berikut:

1. Setiap orang dibangkitkan dari kuburannya masing-masing

2. Masing-masing digiringkan oleh malaikat Zabaniah kepadang Masyar. Setelah itu mereka dikelilingi oleh hewan-hewan dan apa saja yang ada sangkut pautnya dengan mereka. Juga dikelilingi oleh malaikat langit masing-masing tingkatan.

3. Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu mil, sehingga mereka selain berdesak-desakan dn berjubel-jubel (kaki diinjak oleh seribu kaki-kaki diatasnya), juga dibakar oleh panasnya matahari, berkeringat, lapar, haus dahaga tidak terperikan siksanya.

4. Ketika mereka mengalami lapar dan haus itulah anak-anak yang tadinya meninggal selagi masih kecil dan dilepas oleh orang tuanya dengan sabar dan tawakal, datang kepada orang tuanya masing-masing dengan membawa segelas air untuk diminum, dan apabila sudah diminum, tidak akan lapar dan dahaga lagi selama di alam Masyar itu. Demikian menurut beberapa Hadits.

5. Mulai hisab dengan menerima buku catatan harian masing-masing yang selama hidupnya dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.

6. Dilakukan mizan (penilaian timbangan) terhadap segala macam amalan setiap orang, kecuali orang-orang masuk surga tanpa hisab.

7. Meniti shirat yang harus dilalui oleh keseluruhan yang ada di padang Masyar itu. Meniti shirat yang kedua bagi mereka yang telah selamat meniti shirat yang pertama.

8. Mana yang sudah bersih benar baru diidzinkan masuk syurga. 

Pada saat itulah Allah memerintahkan kepada anak-anak (yang tadinya meninggal dunia selagi belum akil baligh) untuk memasuki surga. Tetapi mereka memohon syafa�at (pertolongan) kepada Allah agar kiranya dapat masuk surga bersama orang tua mereka. Memang mereka juga penuhi perintah Allah, untuk datang mendekati pintu syurga, tapi masih belum mau memasukinya, sehingga Allah Yang Maha Mengetahui bertanya lagi:
"Mengapa Aku lihat anak-anak itu masih saja belum masuk syurga? Masuklah kalian ke dalam syurga itu".  

Pada saat itu mereka mengulangi permohonannya bagi orang tua mereka. 

"Kami belum mau masuk, sebelum orang tua kami yang menjadi asal pokok kami, dan ibu-ibu kami yang telah mengandung kami sembilan bulan dan kemudian membesarkan kami masuk juga bersama kami".

Demikianlah mereka berhenti dekat pintu surga, menunggu keputusan Allah SWT dengan penuh harapan. Akhirnya putusan yang dinanti-nantikan itu datang dengan segera, dengan firman Allah Yang Maha Mengetahui:
"Masuklah kalian ke dalam surga bersama orang tua kalian".

Penegasan ini oleh Allah kira-kira dimaksudkan untuk menampakkan betapa besar keutamaan anak-anak dan betapa besar pula pengaruh ridla qadla� dan qadar Allah, sabar dan puji syukur kehadirat Nya.

Selengkapnya...