Minggu, 19 Desember 2010

Jalan Layang Semakin Membuat Orang Memakai & Membeli Mobil Pribadi






Jakarta - Jalan layang baru tengah dibangun untuk mengatasi kemacetan Ibukota Jakarta. Namun ditengarai jalan layang ini tidak akan efektif mengatasi macet Ibukota karena justru memotivasi orang memakai dan membeli mobil pribadi.

"Dengan proyek ini membuat motivasi pengguna kendaraan membeli kendaraan dan memotivasi untuk mengendarai kendaraan pribadi. Jadi orang-orang bukannya beralih ke transportasi publik," ujar Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta Ubaidillah.

Para pengendara kendaraan pribadi dapat dengan sukarela berpindah ke angkutan massal, jika sarana dan prasarana transportasi publiknya menarik. Selama tidak tertarik pada angkutan massal, maka penggunaan angkutan massal tidak akan pernah dipilih.

"Menarik itu bagaimana? Kalau pelayanannya bagus, nyaman, tidak sulit dan murah. Dengan begitu maka pengguna kendaraan pribadi akan itung-itungan," sambung Ubai.

Jika pengguna kendaraan pribadi merasa angkutan massal lebih efisien, maka berangsur-angsur mereka akan berpindah. Kebanyakan orang berpendapat, jika ada yang murah dan nyaman mengapa harus mahal.

"Untuk memotivasi pindah ke transportasi publik, perbaikan transportasi publik menjadi sesuatu yang mutlak. Jika mereka tertarik pada angkutan massal yang disediakan, tentu mereka akan memutuskan untuk pindah," ucap Ubai.

Pembangunan jalan layang non-tol yang tengah dibangun yaitu jalan layang Antasari yang menghubungkan Antasari hingga ke Blok M sepanjang 5,5 km. Proyek ini menelan biaya sekitar Rp 1,3 triliun dengan ruas Pasar Inpres Cipete-Lapangan Mabak Blok M.

Sedangkan jalan layang Kampung Melayu-Tanah Abang dibangun sepanjang 2,3 km dengan ruas Jalan KH Mas Mansyur-Jl Prof Dr Satrio. Jarak antara tanah dengan jalan layang di atasnya akan dibuat setinggi 10-12 meter. Proyek ini diperkirakan menelan dana Rp 700-an miliar. Pada November 2012, proyek ini ditargetkan selesai.

Nurvita Indarini - detikNews(qom/nwk) Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Cristian Gonzales Menginginkan Kemenangan





Cristian Gonzales saat menghadapi Filipina (16/12/10)
Cristian Gonzales, pencetak gol dalam semifinal leg pertama antara Filipina dan Indonesia, mengatakan dia tidak punya banyak waktu untuk terus bermain.

Pemain asal Uruguay berusia 34 tahun ini mengatakan kepada BBC Mundo, siaran berbahasa Spanyol, "Saya tidak punya banyak waktu untuk terus bermain. Tapi aku mencintai pekerjaan saya karena hanya itu yang bisa saya lakukan."

"Saya berharap, Insya Allah, memenangkan gelar dengan tim Indonesia," katanya lagi.

Gonzales yang dikenal dengan sebutan "El Loco" (si Gila) masuk Islam dengan nama Mustafa Habibie setelah menikah dengan warga Indonesia.

Indonesia akan menjamu Filipina dalam pertandingan semifinal kedua di Jakarta hari Minggu (19/12/10).

Gonzales yang bergabung dengan timnas Indonesia tahun ini setelah menjadi pemain naturalisasi pertama Indonesia, juga mengatakan sepak bola Indonesia sangat sulit karena "mereka bermain sangat keras."

Namun Gonzales dikenal dengan sikapnya yang temperamental dan sejak pertama kali merumput di Indonesia tahun 2003 sudah mendapat hukuman dari Komisi Disiplin PSSI beberapa kali karena perilaku keras terhadap lawan dan masalah dengan wasit.

Tetapi ia sendiri mengaku senang dapat diterima dengan baik di Indonesia.

"Saya takut, tidak tahu di mana Indonesia. Keluarga saya bilang, "Kamu harus mencoba terlebih dahulu. Jika suka, pergi. Tapi, terima kasih Tuhan, saya dapat beradaptasi dengan cepat, dan sekarang masih di sini."

Dia juga bercerita pada awal masa di Indonesia sering menangis karena rindu tanah airnya.

Di Indonesia, Gonzales pertama merumput untuk PSM Makasar dan kemudian Persik Kediri, dan sempat dipinjam oleh Persib Bandung.

BBCIndonesia.com - detiksport
( bbc / bbc ) Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Minggu, 12 Desember 2010

Sejarah Karapan Sapi

Sejarah Karapan Sapi, Tradisi, Pesta, dan Prestise Rakyat Madura


Bagi masyarakat Madura, karapan sapi bukan sekadar sebuah pesta rakyat yang perayaannya digelar setiap tahun. Karapan sapi juga bukan hanya sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karapan sapi adalah sebuah prestise kebanggaan yang akan mengangkat martabat di masyarakat.
Sejarah asal mula Kerapan Sapi tidak ada yang tahu persis, namun berdasarkan sumber lisan yang diwariskan secara turun temurun diketahui bahwa Kerapan Sapi pertama kali dipopulerkan oleh Pangeran Katandur yang berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep pada abad 13.
Awalnya ingin memanfaatkan tenaga sapi sebagai pengolah sawah. Brangkat dari ketekunan bagaimana cara membajak sapinya bekerja ,mengolah tanah persawahan, ternyata berhasil dan tanah tandus pun berubah menjadi tanah subur.
Melihat gagasan bagus dan membawa hasil positif, tentu saja warga masyarakat desa mengikuti jejak Pangerannya. Akhirnya tanah di seluruh Pulau Sapudi yang semula gersang, menjadi tanah subur yang bisa ditanami padi. Hasil panenpun berlimpah ruah dan jadilah daerah yang subur makmur.
Setelah masa panen tiba sebagai ungkapan kegembiraan atas hasil panen yang melimpah Pangeran Ketandur mempunyai inisiatif mengajak warga di desanya untuk mengadakan balapan sapi. Areal tanah sawah yang sudah dipanen dimanfaatkan untuk areal balapan sapi. Akhirnya tradisi balapan sapi gagasan Pangeran Ketandur itulah yang hingga kini terus berkembang dan dijaga kelestariannya. Hanya namanya diganti lebih populer dengan “Kerapan Sapi”.
Bagi masyarakat Madura, Kerapan Sapi selain sebagai tradisi juga sebagai pesta rakyat yang dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Kerapan sebagai pesta rakyat di Madura mempunyai peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi (kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan), peran magis religius (misal adanya perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu), bidang seni rupa (ada pada peralatan yang mempunyai hiasan tertentu), bidang seni tari dan seni musik saronen (selalu berubah dan berkembang).

Anatomi Kerapan
Pengertian kata “kerapan” adalah adu sapi memakai “kaleles”. Kaleles adalah sarana pelengkap untuk dinaiki sais/joki yang menurut istilah Madura disebut “tukang tongko”. Sapi-sapi yang akan dipacu dipertautkan dengan “pangonong” pada leher-lehernya sehingga menjadi pasangan yang satu.
Orang Madura memberi perbedaan antara “kerapan sapi” dan “sapi kerap”. Kerapan sapi adalah sapi yang sedang adu pacu, dalam kaedaan bergerak, berlari dan dinamis. Sedang sapi kerap adalah sapi untuk kerapan baik satu maupun lebih. Ini untuk membedakan dengan sapi biasa. Ada beberapa kerapan yaitu “kerrap kei” (kerapan kecil), “kerrap raja’’ (kerapan besar), ‘kerrap onjangan” (kerapan undangan), “kerrap jar-ajaran” (kerapan latihan).
Kaleles sebagai sarana untuk kerapan yang dinaiki tokang tongko dari waktu ke waktu mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. Kaleles yang dipakai dipilih yang ringan (agar sapi bisa berlari semaksimal mungkin), tetapi kuat untuk dinaiki tokang tongko (joki).
Sapi kerap adalah sapi pilihan dengan ciri-ciri tertentu. Misalnya berdada air artinya kecil ke bawah, berpunggung panjang, berkuku rapat, tegar tegak serta kokoh, berekor panjang dan gemuk. Pemeliharaan sapi kerap juga sangat berbeda dengan sapi biasa. Sapi kerap sangat diperhatikan masalah makannya, kesehatannya dan pada saat-saat tertentu diberi jamu. Sering terjadi biaya ini tidak sebanding dengan hadiah yang diperoleh bila menang, tetapi bagi pemiliknya merupakan kebanggaan tersendiri dan harga sapi kerap bisa sangat tinggi.
Sapi kerap ada tiga macam yaitu sapi yang “cepat panas” (hanya dengan diolesi bedak panas dan obat-obatan cepat terangsang), sapi yang “dingin” (apabila akan dikerap harus dicemeti berkali-kali), dan sapi “kowat kaso” (kuat lelah, memerlukan pemanasan terlebih dahulu).
Pada waktu akan dilombakan pemilik sapi kerap harus mempersiapkan tukang tongko (joki), “tukang tambeng” (bertugas menahan, membuka dan melepaskan rintangan untuk berpacu), “tukang gettak” (penggertak sapi agar sapi berlari cepat), “tukang gubra” (orang-orang yang menggertak sapi dengan bersorak sorai di tepi lapangan), “tukang ngeba tali” (pembawa tali kendali sapi dari start sampai finish), “tukang nyandak”(orang yang bertugas menghentikan lari sapi setelah sampai garis finish), “tukang tonja” (orang yang bertugas menuntun sapi).
Beberapa peralatan yang penting dalam kerapan sapi yaitu kaleles dan pangonong, “pangangguy dan rarenggan” (pakaian dan perhiasan), “rokong” (alat untuk mengejutkan sapi agar berlari cepat). Dalam kerapan sapi tidak ketinggalan adanya “saronen” (perangkat instrumen penggiring kerapan). Perangkatnya terdiri dari saronen, gendang, kenong, kempul, krecek dan gong.

Pesta Rakyat
Umumnya sebuah pesta rakyat, penyelenggaraan Kerapan Sapi juga sangat diminati oleh masyarakat Madura. Setiap kali penyelenggaraan Kerapan Sapi diperkirakan masyarakat yang hadir bisa mencapai 1000-1500 orang. Dalam pesta rakyat itu berabagai kalangan maupun masyarakat Madura berbaur menjadi satu dalam atmosfir sportifitas dan kegembiraan.
Sisi lain yang menarik penonton dari karapan sapi adalah kesempatan untuk memasang taruhan antarsesama penonton. Jumlah taruhannya pun bervariasi, mulai dari yang kelas seribu rupiahan sampai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah. Biasanya penonton yang berdiri disepanjang arena taruhannya kecil, tidak sampai jutaan. Tetapi, para petaruh besar, sebagian besar duduk di podium atau hanya melihat dari tempat kejauhan. Transaksinya dilakukan di luar arena, dan biasanya berlangsung pada malam hari sebelum karapan sapi dimulai.

Adu Gengsi
Pemilik sapi karapan memperoleh gengsi yang tinggi manakala mampu memenangkan lomba tradisional tersebut. Selain itu, harga pasangan sapi pemenang karapan langsung melambung. Mislnya, harga sapi yang memenangkan lomba Karapan Sapi 2003 melambung menjadi Rp200 juta dari 2 tahun sebelumnya hanya Rp40 juta.
Untuk membentuk tubuh pasangan sapi yang sehat membutuhkan biaya hingga Rp4 juta per pasang sapi untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Maklum, sapi karapan diberikan aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih menjelang diadu di arena karapan. Berdasarkan tradisi masyarakat pemilik sapi karapan, maka hewan tersebut menjelang diterjunkan ke arena dilukai di bagian pantatnya yakni diparut dengan paku hingga kulitnya berdarah agar dapat berlari cepat. Bahkan luka itu diberikan sambal ataupun balsem yang dioles-oleskan di bagian tubuh tertentu antara lain di sekitar mata.
Sehari sebelum lomba dilaksanakan, pasangan sapi dan pemilik serta sejumlah kerabatnya menginap di tenda yang dipasang di lapangan. Tidak lupa rombongan itu dimeriahkan oleh kelompok musik tradisional Sronen yang mengarak pasangan sapi menjelang dipertandingkan. Bahkan jasa dukun pun diperlukan dalam kegiatan karapan sapi. Para “penggila” Kerapan Sapi melakukan itu semua demi sebuah gengsi atau prestise yang memang merupakan watak khas orang Madura

Posted by Kaskusnews April 4, 2010 Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Cara Berhubungan Seks Tahan Lama


















Ketika datang keinginan seks, Anda ingin bertahan lama. Kebanyakan wanita lebih tahan lama dari pria untuk orgasme saat penetrasi vagina dari pada lelaki. Itu sebabnya, kepuasan pasangan Anda adalah penting bagi Anda, Anda ingin bisa bertahan selama mungkin.

Selain itu, perempuan sering ingin bercinta beberapa kali di malam hari, untuk mempertahankan gairah seksual mereka dan untuk membuatnya mereka mencapai kepuasan seksual. Untuk menjadi tumpul, wanita tidak akan peduli apakah Anda cepat orgasme pertama kalinya, selama Anda siap, bersedia dan mampu bercinta dengan tiga atau empat kali atau bahkan lebih dalam semalam.
Namun, banyak pria tidak secara alami memiliki kejantanan dan stamina yang prima saat mereka butuhkan untuk bersaing dengan pasangannya. Hal ini terutama terjadi pada lelaki yang sudah tua – dan sering menjadi sangat lelah setelah orgasme pertama mereka.
Alasan bahwa banyak pria tidak bisa bercinta sepanjang malam adalah bahwa seiring bertambahnya usia stamina tingkat testosteron menurun. Testosteron adalah hormon yang mengendalikan karakteristik seks sekunder lelaki – mulai dari rambut wajah untuk kemampuan atletik keinginan seksual.
Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab atas semua perubahan yang terjadi melalui tubuh Anda selama masa pubertas.
Ketika level kami menurun, testosteron itu menurunkan dorongan seks dan membuat kita kehilangan stamina kita – sehingga kita kurang tertarik pada seks dan tidak dapat berhubungan seks sepanjang malam lagi. Beberapa orang bahkan menemukan bahwa mereka mulai melihat seks sebagai “tugas” atau kewajiban – bukan hal yang paling menyenangkan dengan pasangan mereka.
Saat usia tua, banyak orang berpaling ke Viagara untuk membantu mereka mendapatkan ereksi berkali-kali dalam satu malam. Masalahnya adalah bahwa obat membuat ketergantungan – bukan masalah mendasar. Mereka harus meminum setiap kali mereka berhubungan seks, dan mempunyai efek samping yang berbahaya, mulai dari tekanan darah tinggi dll.
Selain itu beberapa wanita benar-benar tersinggung ketika mereka melihat pasangan mereka telah menggunakan buatan obat untuk memuaskan di kamar tidur. Mereka merasa jauh lebih tersanjung jika pasangan mereka secara alami puas bersama mereka.
Itu sebabnya suplemen yang meningkatkan jumlah testosteron dalam tubuh seorang pria dapat menjadi bagian penting dari gaya hidup aktif secara seksual. Suplemen, seperti Maca Enhancer, yang alami dan hampir tidak memiliki efek samping.
Mereka membantu membangun tingkat testosteron alami Anda, sehingga dari waktu ke waktu Anda dapat melakukan hubungan seks lebih lama dan lebih tahan lama periode waktu – tanpa membuat anda kelelahan. Hasilnya adalah lebih baik dan kehidupan seks yang sehat untuk Anda dan pasangan Anda. Informasi lebih bila anda perlu alat bantu sex atau suplemen alami untuk stamina anda.
Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Busana Tradisonal khas Madura


Walaupun Madura adalah sebuah pulau yang terpisah dari Pulau Jawa, kebudayaan Jawa dalam arti luas berpengaruh sangat besar dalam berbagai segi kehidupan masyarakat sukubangsa Madura. Oleh karena kebudayaan dan Busana Tradisonal Madura termasuk dalam daerah kebudayaan Jawa.

Masyarakat umum mengenal Busana Tradisonal khas Madura, yaitu hitam serba longgar dengan kaos bergaris merah putih atau merah hitam, di dalamnya, lengkap dengan tutup kepala dan kain sarung. Sebenarnya, Busana Tradisonal yang terdiri dari baju pesa`an dan celana gomboran ini merupakan pakaian pria untuk rakyat kebanyakan, baik sebagai Busana Tradisonal sehari-hari maupun sebagai busana resmi. Adanya pengaruh cara berpakaian pelaut dari Eropa, terutama kaos bergaris yang digunakan.

Dalam pemakaiannya, baju pesa`an, celana gomboran dan kaos oblong ini memiliki perbedaan fungsi bila dilihat dari cara memakainya. Kalangan pedagang kecil, seringkali mempergunakan baju pesa`an dan kaos oblong warna putih, dipadu dengan sarung motif kotak-kotak biasa. Sebaliknya para nelayan, umumnya hanya menggunkan celana gomboran dengan kaos oblong.

Zaman dahulu, masyarakat menggunakan Busana Tradisonal pesa`an dalam dua warna, yaitu hitam dan putih. Baju pesa`an biasanya dipakai oleh guru agama atau molang. Pada masa sekarang, Busana Tradisonal pesa`an warna hitamlah yang menjadi ciri khas. Warna hitam ini melambangkan keberanian. Sikap gagah dan pantang mundur ini merupakan salah satu etos budaya yang dimiliki masyarakat Madura. Garis-garis tegas merah, putih atau hitam yang terdapat pada kaos yang digunakan pun memperhatikan sikap tegas serta semangat juang yang sangat kuat, dalam menghadapi segala hal.

Model Busana Tradisonal yang serba longgar dan pemakaiannya yang terbuka melambangkan sifat kebebasan dan keterbukaan orang Madura. Kesederhanaan bentuk baju ini pun menunjukkan kesederhanaan masyarakatnya, teguh dan keras. Sarung palekat kotak-kotak dengan warna menyolok dan sabuk katemang, ikat pinggang kulit lebar dengan kantong penghimpun uang di depannya adalah perlengkapan lainnya. Terompah atau tropa merupakan alas kaki yang umumnya dipakai.

Berbeda dengan rakyat kebanyakan, para bangsawan biasanya menggunakan Busana Tradisonal berupa rasughan totop (jas tutup) polos dengan samper kembeng (kain panjang) di bagian bawah, secara umum sebagaimana Busana Tradisonal Solo dan Yogya. Perbedaannya terletak pada odheng, tutup kepala yang dikenakan.

Pada saat menghadiri acara resmi, rasughan totop umumnya berwarna hitam digunakan lengkap dengan odheng tongkosan kota, bermotif modang, dulcendul, garik atau jingga. Odheng pada masyarakat Madura memiliki arti simbolis yang cukup kompleks, baik dari ukuran, motif maupun cara pemakaian.

Bentuk dan cara memakai odheng juga menunjukkan derajat kebangsawanan seseorang. Semakin tegak kelopak odheng tongkosan, semakin tinggi dewajat kebangsawananan. Semakin miring kelopaknya, maka derajat kebangsawanan semakin rendah. Untuk orang yang sudah sepuh (tua), sayap atau ujung kain dipilin dan tetap terbeber bila si pemakai masih relatif muda.

sumber: www.tamanmini.com
Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Minggu, 05 Desember 2010

Gambar Kerapan Sapi


Madura Land of Warrior, Indonesia Beauty.


Maduranese Bull Race - Madura - East Java


2 min - 30 Jan 2009 - Uploaded by eastjavadotcom
Maduras most famous attraction is the annual bull racing (kerapan sap)), which takes place during the dry season in August and ...
youtube.com - Related videos
Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Makanan Khas Suku Madura

Soto Madura


Soto Madura
Soto Madura adalah jenis soto yang berasal dari daerah Madura, Jawa Timur berbahan dasar daging sapi, telur rebus, kentang goreng dan tauge, dengan bumbu ketumbar, bawang merah dan bawang putih, jahe, kunir, laos, Kemiri, jeruk purut, dan garam secukupnya.
Cara membuatnya adalah dengan merebus daging sapi dengan air secukupnya sampai matang(sisihkan).Masukkan bumbu yg telah dihaluskan bersama serei kedalam kaldu daging, dimasak hingga kuah mendidih.Kuahnya ditaburi daun bawang, daun seledri dan bawang goreng campur sedikit bawang putih.dihidangkan bersama-sama sambal soto dan irisan jeruk nipis.

Variasi

  • Soto Sumenep: Soto ini disajikan dan dimakan dengan singkong, tauge goreng, bihun, bawang daun, bawang goreng, lontong, daging sapi atau usus sapi. Yang membedakan dengan Soto Pamekasan & Soto Bangkalan adalah bumbu kacangnya yang terdiri dari kacang, petis dan pisang muda yang diulek halus.
  • Soto Pamekasan: terdiri dari kentang rebus, perkedel kentang, tauge, daging sapi atau daging ayam, soun, lontong, dan disiram dengan kaldu bening dengan bumbu merica dan bawang putih. Disajikan dengan bawang goreng, daun seledri, rempeyek dan bakwan jagung.
  • Soto Bangkalan: memakai tauge dan soun dengan daging sapi, ayam atau jeroan. Disajikan dengan ditaburi kentang goreng dan kuah kuning berbumbu kunyit dan jahe.
Wikipedia Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Jembatan Suramadu & Selat Madura

Selat Madura

Selat Madura, adalah selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Madura. Jarak terdekat antara kedua pulau ini berada di ujung barat Pulau Madura (yaitu di wilayah Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya serta Kabupaten Bangkalan). Selat Madura terdapat pulau-pulau kecil, diantaranya Pulau Kambing, Pulau Giliraja, Pulau Genteng, dan Pulau Ketapang.
Jalur kapal feri menghubungkan Selat Madura antara Pelabuhan Ujung (Surabaya) dan Pelabuhan Kamal (Bangkalan). Sejak tahun 2003, Jembatan Nasional Suramadu telah dicanangkan pembangunannya, dan pada bulan Juni 2009 jembatan ini telah resmi digunakan.

Jembatan Nasional Suramadu


Jembatan Suramadu
Nama resmi Jembatan Nasional Suramadu
Mengangkut 8 lajur
Melintasi Selat Madura
Lokasi Jawa Timur
Pengelola PT Jasa Marga (sementara)
Desain Cable stayed
Panjang total 5,438 m (17.841 kaki)
Lebar 30 m (98 kaki)
Tinggi 146 m (479 kaki)
Bentang utama 434 m (1.424 kaki)
Jumlah bentangan 2 (jembatan utama)
6 (keseluruhan)
Vertical clearance 35 m (115 kaki)
Tanggal dibangun 20 Agustus 2003
Tanggal pembukaan 10 Juni 2009
Tarif tol Rp. 30.000,00 (roda 4)
Rp. 3.000,00 (roda 2)[1]
Koordinat 7°11′3″S 112°46′48″E / 7.18417°LS 112.78°BT / -7.18417; 112.78Koordinat: 7°11′3″S 112°46′48″E / 7.18417°LS 112.78°BT / -7.18417; 112.78

Jembatan Nasional Suramadu
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan terpanjang di Asia Tenggara ialah Bang Na Expressway di Thailand (54 km). Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).
Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009[2]. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah.
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.

Konstruksi

Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.

Jalan layang

Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan penghubung

Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter.
Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.

Jembatan utama

Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.
Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut. Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.

Dari Wikipedia Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Karesidenan Madura

Karesidenan Madura (Belanda Residentie Madoera) adalah sebuah satuan pembagian administratif yang pernah ada di provinsi Jawa Timur.
Wilayah eks Karesidenan Madura tersusun atas:
Plat nomor kendaraan di Karesidenan ini adalah M


Sate Madura

Sate Madura adalah sate khas Madura. Sate Madura biasanya terbuat dari ayam. Madura selain terkenal sebagai pulau garam, juga terkenal dengan satenya. Sate madura sudah terkenal di seluruh Nusantara, Sate Madura dapat ditemukan hampir di semua daerah khususnya di kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Konon di Madura sendiri sate susah dicari. Tetapi selain ayam sebagai bahan utama sate juga ada yang menggunakan kambing yang ditandai dengan digantungnya bagian kaki belakang si kambing di rombong sang penjual sate. Bumbunya adalah campuran kacang yang ditumbuk halus petis dan sedikit bawang merah. Memanggangnya dengan api dari batok kelapa yang dihanguskan lebih dulu yang disebut dengan arang batok kelapa. Rasanya gurih tapi dipantangkan kepada mereka yang berkolesterol tinggi dan yang pengidap asam urat akut.

Latar belakang

Sate Madura umumnya adalah sate ayam yang diberi sambal berupa saus kacang. Namun di Madura sendiri kadangkala yang dipakai bukanlah saus kacang namun saus atau sambal kemiri. Selain itu seringkali arang pembakaran sate ini sering ditaburi dengan jeruk limau.
Untuk meraup lebih banyak keuntungan, pedagang sate sering mencampur bumbu kacang dengan nasi kering yang telah dihaluskan. Nasi kering ini, dalam bahasa Bali disebut senggauk, merupakan nasi sisa yang dijemur di bawah terik matahari. Di beberapa daerah di Jawa, seperti pesisir utara, sepanjang pantura (pantai utara) meliputi daerah Indramayu, Brebes, nasi semacam itu disebutnya nasi aking. Umumnya dimakan orang-orang miskin yang tidak mampu membeli beras yang termurah sekalipun.

Wikipedia Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Pulau Madura


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Madura
Madura bull racing 1999.jpeg
Karapan sapi diSumenep, Madura.
Geografi
Lokasi Asia Tenggara
Koordinat 7°0′ LS 113°20′ BT
Kepulauan Kepulauan Sunda Besar
Luas 4,250 km²
Negara
Indonesia
Provinsi Jawa Timur
Demografi
Populasi 3.525.000 (per 2005)
Kepadatan 829/km²
Kelompok etnik Madura
Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.

Administrasi

Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:
  1. Bangkalan
  2. Sampang
  3. Pamekasan
  4. Sumenep
Pulau ini termasuk provinsi Jawa Timur dan memiliki nomor kendaraan bermotor sendiri, yaitu "M".

Sejarah Madura

Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.[1]

Perekonomian Madura

Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur[2]. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.

Budaya Madura

Madura terkenal dengan budaya Karapan sapinya.

Daftar Tokoh Madura

Lain-lain

  • Kiai Pragalbo ...-1531. Ayah dari:
  • Kiai Pratanu Panembahan Lemah Duwur 1531-1592. Ayah dari:
  • Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari:
  • Pangeran Mas 1621-1624
  • Pangeran Praseno Pangéran Tjokro di Ningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah and Ayah dari:
  • Pangeran Tjokro di Ningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:
  • Raden Temenggong Sosro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat III 1707-1718. Saudara dari:
  • Raden Temenggong Suro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat IV 1718-1736. Ayah dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I Panembahan Tjokro di Ningrat V 1736-1769. Kakek dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat II Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VI 1769-1779
  • Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:
  • Tjokro di Ningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat IX, Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat X, Sultan Bangkalan 1862-1882.
(sumber: A.M.H.J. Stokvis, Manuel d’histoire, de généalogie et de chronologie de tous les Etats du globe..., Boekhandel & Antiquariaat B.M. Israël, Leiden 1888-1893, 1966)

Referensi
  1. ^ Van Dijk, K., de Jonge, H. & Touwen-Bouwsma, E., Introduction, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 1-6.
  2. ^ Rachbini, D.J., Conditions and consequences of industrialization in Madura, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 209-220.
Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer

Bahasa Madura


Madura
Madhura, Basa Mathura
Dituturkan di Pulau Madura, Pulau Sapudi, pantai utara Jawa timur, Singapura
Jumlah penutur 14 juta (1995)
Rumpun bahasa Austronesia
Kode-kode bahasa
ISO 639-1 Tidak ada
ISO 639-2 mad
ISO 639-3 mad
Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 15 juta orang, dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi, Kepulauan Kangean, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan.
Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibunda mereka.


Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia.
Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda.
Contoh :
  • bhila (huruf "a" dibaca [e] ) sama dengan bila = kapan
  • oreng = orang
  • tadha' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
  • dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
  • tanya = sama dengan tanya
  • cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis : cakalang tapi tidak sengau)
  • onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
  • Kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?

Sistem pengucapan

Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi.
Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan [b], [d], [j], [g], jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd dan bb . Namun demikian penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah.
Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal [a], [i], [u], [e], [ə] dan [o].

Tingkatan Bahasa

Bahasa Madura sebagaimana bahasa-bahasa di kawasan Jawa dan Bali juga mengenal Tingkatan-tingkatan, namun agak berbeda karena hanya terbagi atas tiga tingkat yakni:
  • Ja' - iya (sama dengan ngoko)
  • Engghi-Enthen (sama dengan Madya)
  • Engghi-Bunthen (sama dengan Krama)
Contoh :
  • Berempa' arghena paona?: Mangganya berapa harganya? (Ja'-iya)
  • Saponapa argheneppon paona?: Mangganya berapa harganya? (Engghi-Bunthen)

Dialek-dialek Bahasa Madura

Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti:
Dialek yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini seringkali bercampur dengan Bahasa Jawa sehingga kerap mereka lebih suka dipanggil sebagai Pendalungan daripada sebagai Madura. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura.
Contoh pada kasus kata ganti "kamu":
  • kata be'en umum digunakan di Madura. Namun kata be'na dipakai di Sumenep.
  • sedangkan kata kakeh untuk kamu lazim dipakai di Bangkalan bagian timur dan Sampang.
  • Heddeh dan Seddeh dipakai di daerah pedesaan Bangkalan.
Khusus Dialek Kangean, dialek ini merupakan sempalan dari Bahasa Madura yang karena berbedanya hingga kerap dianggap bukan bagian Bahasa Madura, khususnya oleh masyarakat Madura daratan.
Contoh:
  • akoh: saya (sengko' dalam bahasa Madura daratan)
  • kaoh: kamu (be'en atau be'na dalam bahasa Madura daratan)
  • berrA' : barat (berre' dengan e schwa dalam bahasa Madura daratan)
  • morrAh: murah (modhe dalam bahasa Madura daratan)

Bawean

Bahasa Bawean ditengarai sebagai kreolisasi bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya yang berasal dari bahasa ini, namun bercampur aduk dengan kata-kata Melayu dan Inggris serta bahasa Jawa karena banyaknya orang Bawean yang bekerja atau bermigrasi ke Malaysia dan Singapura, Bahasa Bawean memiliki ragam dialek bahasa biasanya setiap kawasan atau kampung mempunyai dialek bahasa sendiri seperti Bahasa Bawean Dialek Daun, Dialek Kumalasa, Dialek Pudakit dan juga Dialek Diponggo. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura. Di dua tempat terakhir ini bahasa Bawean dikenal sebagai Boyanese. Intonasi orang Bawean mudah dikenali di kalangan penutur bahasa Madura. Perbedaan kedua bahasa dapat diibaratkan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, yang serupa tapi tak sama meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya. Contoh-contoh:
  • eson atau ehon = aku (sengkok/engkok dalam bahasa Madura)
  • kalaaken = ambilkan (kalaagghi dalam bahasa Madura)
  • trimakasih = terimakasih (salengkong / sakalangkong / kalangkong dalam Bahasa Madura)
  • adek = depan (adek artinya dalam bahasa Madura).

Perbandingan dengan bahasa Melayu
Bahasa Bawean juga banyak yang sememangnya sama dengan Bahasa Melayu, contohnya:
  • Dapur (baca: Depor) = Dapur
  • Kanan = Kanan
  • Banyak (baca: benyyak) = Banyak
  • Masuk = Masuk
  • Suruh = Suruh
Perbedaan imbuhan di depan, contohnya:
  • Ngakan = Makan
  • Nginum = Minum
  • Arangkak = Merangkak
Konsonan [j] biasanya ditukar ke [d͡ʒ], seperti:
  • Bajar (baca: Bejer) = Bayar
  • Lajan (baca: Lajen) = Layan
  • Sembhajang (baca: sembejeng) = Sembahyang
Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:
  • Bhabang (baca: Bebeng)= Bawang
  • Jhaba (baca: Jebe) = Jawa

Perbandingan dengan bahasa Jawa

Perkataan yang sama dengan bahasa Jawa:
Bahasa Jawa = Bahasa Bawean
  • Kadung = Kadung (Bahasa Melayu = Terlanjur)
  • Peteng = Peteng (Bahasa Melayu = Gelap)
Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:
Bahasa Jawa ~ Bahasa Bawean
  • Lawang = Labang(baca Labeng) (Bahasa Melayu = Pintu)
Konsonan [j] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [d͡ʒ], seperti:
  • Payu = paju (Bahasa Melayu = Laku)

Perbandingan dengan bahasa Banjar

Perkataan yang sama dengan bahasa Banjar:
Bahasa Banjar = Bahasa Bawean
  • Mukena = Mukena (Bahasa Melayu = Telekung Sembahyang)
  • Bibini = Bibini (Bahasa Melayu = Perempuan)

Perbandingan dengan Bahasa Tagalog

Bahasa Bawean = Bahasa Tagalog
  • Apoy = Apoy (Bahasa Melayu = Api)
  • Elong = Elong; penggunaan [e] (Bahasa Melayu = Hidung)
  • Matay = Mamatay (Bahasa Melayu = Mati)
Contoh:
  • Eson terro ka be'na = saya sayang kamu (di Bawean ada juga yang menyebutnya Ehon, Eson tidak dikenal di bahasa Madura)
  • Bhuk, badha berrus? = Buk, ada sikat? (berrus dari kata brush)
  • Ekalakaken = ambilkan (di Madura ekala'aghi, ada pengaruh Jawa kuno di akhiran -aken).
  • Silling = langit-langit (dari kata ceiling)

Resources : Wikipedia Selengkapnya...


Free Template Blogger collection template Hot Deals kerapansapi SEO theproperty-developer